Sambutan Pastor GBI Duta Ilahi - Tulungagung

Meraih Masa Depan dengan Semangat Kebersamaan

Rektor B-University

Sambutan Pastor Nathanael - GBI DUTA ILAHI - TULUNG AGUNG

 

Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kepala Gereja. Oleh kasih karunia-Nya kita bertemu dalam ibadah peneguhan Pnt.Daniel Guntur Cahyo Prakoso, S.Si.Theol sebagai Pendeta GKI Jemaat Melur. Untuk itu kami ucapkan selamat kepada Panitia dan Majelis dan seluruh jemaat GKI Melur. Dalam perjalanan sejarahnya GKI Melur telah ikut berjuang dan bersaksi di tengah-tengah masyarakat Kristen DKI Jakarta dan sekitarnya; hal itu tampak dalam keterlibatan gereja ini ketika melakukan berbagai aksi sosial bagi masyarakat di sekitarnya.
Sebagai Pembimas Kristen pada Kanwil Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta, merasa terharu sebab bagaimanapun seluruh gereja dan para pendeta yang melayani di wilayah Prov. DKI Jakarta secara fungsi menjadi mitra utama kami dalam melakukan tugas-tugas untuk membina Umat Kristen. Untuk itu kami ucapkan selamat kepada Pnt.Daniel Guntur Cahyo Prakoso, S.Si.Theol. untuk menjadi abdi Tuhan di GKI Jemaat Melur.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa tantangan besar yang dihadapi gereja saat ini adalah tantangan yang datang dari dalam gereja sendiri; misalnya saja: sulitnya Umat membedakan antara menyembah Tuhan dengan entertain rohani, sulit membedakan antara berkat dengan kutukan, malah acapkali kelimpahan harta dianggap inti berkat dan bukan syalom Allah, sulit juga jemaat saat ini membedakan antara nabi Tuhan dengan nabi palsu, antara ketulusan dengan kepura-puraan, antara ajaran Alkitab dengan ajaran manusia, antara doktrin Alkitab dengan indoktrinasi, dan masih banyak lagi. Sehingga tidaklah berlebihan bila saya mengklaim bahwa jangan-jangan banyak jemaat semakin bingung bukan semakin terarah keyakinannya akan Tuhan. Dogma di beberapa gereja telah menjadi oposisi dengan Karya Kristus (problematika era Farisi; antara hukum kasih dengan Hukum Taurat), Juga masyarakat telah memasuki era mental instan dan lebih menyukai hasil dari pada proses, lebih banyak berteori dari pada berbuat. Maka untuk itu gereja (tubuh Kristus) harus melakukan pelayanan lebih serius. Sesungguhnya yang dituntut adalah keteladanan pemimpin, bukan pada rumusan kata-kata melainkan unjuk kerja (perbuatan). Pemberitaan Injil saat ini tidaklah hanya dilakukan dengan seremonial-seremonial keagamaan, masyarakat gereja lebih dituntun untuk mewujudkan kasih secara nyata melalui kehidupan umat dimanapun dan kapanpun.